Dan benar saja, dalam album baru ini, petikan-petikan gitar Ian Antono masih sekuat dan sekhas permainannya dulu. Album CD untuk memperingati 36 tahun eksistensi God Bless itu, tampil secara sederhana, dan dalam peluncurannya pekan lalu, dibagikan secara gratis kepada ratusan penggemarnya yang malam itu, ikut asik berjingkrak-jingkrak menikmati konsernya. Empat single lagu berada dalam album ini, diantaranya berjudul "N.A.T.O", "Prahara Timur Tengah", "Pudar" dan "Biarkan Hijau."
Album ini mengingatkan pada album-album God Bless sebelumnya, seperti God Bless (1976), Cermin (1980), Semut Hitam (1988), Raksasa (1989), Apa Khabar (1997), dimana soal-soal cinta, persahabatan, alam, dan beberapa kritik sosial dalam konteks universal, menjadi tema utama dalam lagu-lagu di album baru ini.
Formasi God Bless dalam album terbaru ini masih melibatkan personil-personilnya yang lama, yang masing-masing telah menjadi musisi legenda dalam kancah musik di Indonesia. Seperti Ian Antono (gitar, 59 tahun), Donny Fattah (bass, 61 tahun), Ahmad Albar (vokal, 60 tahun), Abadi Soesman (kibor, 61 tahun) dan Yaya Muktio (drum, 51 tahun). Meski rata-rata telah berusia diatas dan menjelang 60 tahun, mereka masih bisa tampil energik dan terasa kuat sentuhan artistiknya. Ahmad Albar bahkan masih mampu tampil penuh selama 2 jam, dalam konser peluncuran album ini, pekan lalu. Album ini sekaligus mengingatkan pada group-group rock raksasa dunia seperti Rolling Stone yang menelorkan albumnya disaat seluruh personil mulai berumur berkepala 6.
Apakah album ini bisa jadi pembawa berkah dari Tuhan, sebagaimana arti nama group ini, masih kita tunggu saja responnya dari pasar. Namun masih seperti album-labum lamanya, lagu-lagu dalam album ini mengingatkan kita pada lagu-lagu legendaris God Bless seperti "Kehidupan", "Rumah Kita", "Panggung Sandiwara", "Maret 1989", "Semut Hitam" atau "Bis Kota."
Pada awal karirnya God Bless memang memproyeksikan jangkauan karirnya akan secemerlang grup-grup rock dunia seperti Deep Purple, Kansas, Grand Funk, Railroad, atau bahkan Rolling Stone yang masih abadi sampai kini. Bahkan, God Bless sempat mendapat kehormatan sebagai group band pembuka ketika supergroup Deep Purple tampil di Stadion Senayan, 5 Desember 1975.
Majalah Rolling Stone edisi Indonesia sejak awal secara serius yang mempersiapkan seluruh rangkaian peluncuran album dan peringatan 36 tahun God Bless ini. Mereka tampaknya ingin menghargai group musik rock paling legendaris yang dimiliki Indonesia. Selain menangani konser dan peluncuran albumnya secara langsung, Rolling Stone juga menerbitkan edisi khusus God Bless, beserta menjual berbagai merchandise.
By.www.tempointeraktif.com
- Nato
- Prahara timur tengah
- Karena ku ingin kau bahagia
- Biarkan hijau
- Pudar
- Jalan pulang
- Sahabat
- Syair untuk sahabat
- Dunia gila
- Rock and roll hidupku
Posting Komentar