Ibnu Sina

Mungkin tokoh berikut ini kurang begitu santer ditelinga anak-anak sekolah, tidak seperti Graham Bell, Thomas Alfa Edision, dll yang banyak sekali buku/materi pelajaran yang menjelaskan tentang mereka. Hmmmmmm, Entah mengapa tokoh-tokoh Islam yang mungkin sebenarnya mengawali berbagai penemuan tidak begitu digembor-gemborkan jasanya, tidak seperti para penemu dari kalangan orang barat yang mungkin sebagian dari mereka hanya meneruskan hasil penemuaan para tokoh Islam.

Tapi ya sudahlah, daripada nanti aku salah ngomong dan menimbulkan kesalah pahaman kita mulai saja kilas biografi tokoh kita hari ini, dan pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mengenal sedikit tentang biografi Ibnu Sina. Oke?

Ibnu Sina (980-1037) yang dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina yang bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā ini lahir pada tahun 370 (H)/ 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afganistan (dan juga Persia). Ayah Ibnu Sina menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.

Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya, dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

Hmmmmmm, Dia sedikit mendapat masalah besar dalam mempelajari bidang metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles, yang memang tulisan Aristoteles ini terkenal sulit dipelajari karena susunannya kurang tersusun rapi dan belum tersistematis, dan inilah yang menjadi alasan mengapa tulisan Ibnu Sina sampai sekarang ini lebih banyak dipilih sabegai sumber referensi ilmu kedokteran dari pada karya Aritoteles, karena karya dari Ibnu Sina lebih mudah dipelajari karena susunannya sudah lebih tersestematis, dibanding dengan tulisan Aristoteles yang masih teracak, mungkin karena banyaknya tulisan-tulisan Aristoteles yang hilang, sehingga banyak penjelasan yang terputus, bahkan ada salah seorang ilmuwan dari baratpun ada yang pernah mengatakan kalau karya Ibnu Sina lebih mudah dipelajari. Lalu apakah Ibnu Sina menyerah begitu saja dengan kendala yang dihadapi? Tentu saja tidak. Pada beberapa penyelidikan yang membuat Ibnu Sina sulit untuk memahaminya, maka dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus salat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan – kesulitannya tersebut. Dan pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Diceritakan bahwa Empat puluh kali Ibnu Sina membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya, tetapi artinya tak dikenal. Sampai hingga pada suatu hari mereka menemukan pencerahan dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu kedai buku seharga tiga dirham.

Dia mempelajari kedokteran pada usia 16 tahun, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode – metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.

Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling awalnya.

Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal. Samanid dynasty menuju keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat - bakatnya. Shams al-Ma'äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.

Ibnu Sina adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkapnya adalah Al-Qanun fi At Tibb). Beberapa karya Ibnu Sina diantaranya:
• Qanun fi Thib (Canon of Medicine)(Terjemahan bebas:Aturan Pengobatan)
• Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
• An Najat

Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 M di Hamadan, Iran, karena penyakit maag yang kronis. Ia wafat ketika sedang mengajar di sebuah sekolah. saat itu dia sedang sakit parah tetapi tetap saja bersikeras utuk mengajar anak-anak, saat dia wafat anak-anak itu merasa beruntung sekali mempunyai kesempatan untuk bertemu ke ibnu sina untuk terakhir kalinya karena saat akan dibawa ke rumah dia sudah kehilangan nyawa dan tidak dapat ditolong.


Sumber:Wikipedia Indonesia

Posting Komentar

Komentarnya dong?