Aku Seorang Tukang Pijat Tunanetra

Mulai hari ini aku mau coba nulis sedikit tentang perjalanan hidupku ah, ya, semoga aku bisa menyelesaikan sampai kapan aku nggak tau ;) yang jelas semoga dari semua perjalanan hidup aku yang aku tulis ini ada sesuatu hal yang bisa diambil oleh siapa saja yang membaca tulisan ini. Ingat kawan, kita mendapatkan pengetahuan dan pengalaman itu nggak harus kita mengalami sendiri dulu lo, tapi bisa juga dengan mengaca dan melihat dari apa yang terjadi dan dialami orang lain. Ya, dari semua yang aku tulis nanti mungkin ada beberapa contoh baik atau mungkin banyak juga contoh yang tidak baik, jadi baca aja semua sampai selesai ;) ok?

Yap, semuanya berawal mulai dari 27 Februari 1984, paling tidak itulah tanggal yang tercantum pada akta kelahiranku. Hmmmmm, hari dimana aku pertama hirup udara bumi, awal dari semua yang sedang aku lakukan sekarang ini, dan pada saat itulah paling tidak sejarah hidup tukang pijat tunanetra ini dimulai. Dari sebuah desa yang cukup terpencil pada masa itu, Kertajaya, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Cimis Jawa Barat. Ada yang tau? Atau malah ada yang dari sana? Kalau yang penasaran dan belum tau silahkan cari deh di google map, InsyaAllah ada ;).

Hmmmmmm, Semua yang aku alamai pada masa kecil tak ada yang aneh, wajar dan sebagaimana anak kecil pada umunya. Tak ada tanda-tanda bakat untuk menjadi tukang pijat sama sekali ;) “tukang pijatnya ngikut terus” ya pokoknya semua berjalan dengan indahnya ;) Dari rahim seorang ibu yang begitu kaya akan kasih sayang dan ayah yang begitu semangatnya menghidupi anak-anaknya, aku memulai hidup ini.

Bapaku dan ibuku yang sama-sama berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar membuat masa kecilku dihabiskan dengan selalu terlibat dalam kegiatan mereka dalam melakoni pekerjaannya tersebut. Hmmmmmmm, ibu sering cerita juga kalau semasa aku masih kecil dan masih bayi sudah diajak kesekolah. Disebuah meja yang memang sudah disiapkannya dan diletakan dekat meja guru disitulah aku ditidurkan sementara ibu mengajar anak-anak didiknya, dan tidak jarang juga aku dibiarkan menangis karena beliau sedang sibuk dengan para anak didiknya, Oh, ibuku, kau lebih sayang anak orang lain dari pada anakmu yang imut ini hehehehe.

Ya, dari kecil memang aku sudah erat sekali dengan kegiatan yang berbau ngajar-mengajar, eh nggak bau ding! Hehehe ya pokoknya sudah akrab sekali dengan hal seperti itu, sampai-sampai aku pernah dan sangat ingin menjadi guru juga. Tapi? Apa yang terjadi? Hehehehe Sekarang aku jadi Tukang Pijat. Tapi asyik kok tenang aja! Hehehehe

O iya, ada yang ketinggalan nih. Pada saat aku dilahirkan alhamdulillah keadaan penglihatanku baik-baik saja dan aku mengalami ketunanetraan setelah berumur....... “rahasia dulu ah, tak terusin besok lagi.

Posting Komentar

Komentarnya dong?