Venomena Halo Matahari

Hai, salam jumpa dan salam kenal teman-teman semua yang sedang berkunjung di blog aku ini, salam kenal dan makasih atas kunjungan kalian semua. Pada kesempatan kali ini, aku ingin sedikit berbagi nih, tentang apa? Ya, nggak yang susah-susah lah, daripada nanti aku malah pusing sendiri mikirin sumbernya dll, mending yang dialami kemarin saja. Apa itu?
Ok, jadi ceritanya gini lo kawan, pada hari kemarin itu di kota Jogja telah terjadi sebuah venomena yang mungkin untuk sebagian orang baru pertama kali menyaksikan kejadian alam ini dalam hidupnya. Hmmmmmm, kemarin pagi matahari diatas jogja terlihat dikelilingi oleh cincin pelangi, bahkan beberapa teman aku juga ada yangmengatakan kejadian tersebut dapat disaksikan dikota-kota lain disekitar kota Jogja. Kejadian yang terjadi ini biasa orang menyebutnya dengan istilah halo matahari. Ya, sedikit ketinggalan sih aku bahas ini, tapi nggak apalah, biar buat penambah pengetahuan kita dan terutama aku sendiri. ;) Sebenarnya aku ingin posting masalah ini kemarin sore sih, tapi sayang koneksi internetku ngadat, nggak mau mengudara sama sekali ;) jadi ahirnya baru sekarang lah aku bisa menerbitkan tulisan ini. “ngeles”

Yasudahlah, dari pada nanti aku tambah ngelantur, mending kita langsung aja dengan inti permasalahan kita hari ini. “sok serius nih aku” Ok, Sebenarnya, apa sih halo matahari itu? Menurut Wikipedia Indonesia Halo (ἅλως; disebut juga nimbus, icebow, atau Gloriole) adalah fenomena optikal berupa lingkaran cahaya di sekitar Matahari dan Bulan, dan kadang-kadang pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan. Ada berbagai macam halo, tapi umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5–10 km diatas troposfer. Bentuk dan lokasi kristal es menentukan tipe halo apa yang akan terlihat. Cahaya yang dipantulkan pada kristal es dapat terpecah menjadi lebih dari satu warna, sama seperti pada pelangi. Halo juga kadang-kadang dapat muncul di dekat permukaan bumi, ketika ada kristal es yang disebut debu berlian. Kejadian ini dapat terjadi pada cuaca yang sangat dingin, ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya.

Lalu bagaimana dengan apa yang kemarin terjadi di Jogja? Seperti yang dilangsir kompas.com bahwa Fenomena cincin pelangi matahari muncul selama sekitar dua jam di langit Yogyakarta, Selasa (4/1/2010). Fenomena alam unik ini terjadi karena pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer.

Lalu mengapa ini bisa terjadi? Hmmmm, selama musim hujan banyak uap air naik ke atmosfer hingga mencapai lapisan troposfer dengan ketinggian lebih kurang 10 40 kilometer (Km). Akibatnya, terjadilah suhu yang sangat dingin di lapisan troposfer, yaitu sekitar minus 30-40 derajat Celsius. Pada saat inilah, uap air di lapisan troposfer ters ebut berfungsi sebagai kaca yang dapat memantulkan cahaya matahari.

Bulan Januari ini Pulau Jawa memang sudah memasuki puncak musim hujan. Curah hujan turun dengan intensitas antara tinggi hingga sangat tinggi. Curah hujan pun terjadi hampir setiap hari dengan waktu cukup lama. "Jadi, fenomena tersebut sama persis dengan fenomena terbentuknya pelangi, hanya saja kalau pelangi biasanya terjadi pagi atau sore hari, di mana sudut matahari terhadap bumi masih relatif rendah. Sedangkan Cincin Halo itu pada siang hari," ucap Sudibyakto (Guru Besar Geografi UGM).

Menurut Guru Besar Geografi UGM tersebut, fenomena ini sering disebut sebagai cincin pelangi karena lapisan warnanya mirip pelangi. Hanya saja, warna tersebut tidak selengkap warna pada pelangi. Istilah lain dari cincin disebut halo yang berasal dari bahasa Yunani Kuno artinya lingkaran bulan. Warna cincin pelangi matahari tak selengkap pelangi ini perbedaan sudutnya. Cincin matahari biasanya terjadi pada siang hari atau saat posisi matahari berada tepat di atas bumi. Sudut yang tegak lurus membuat warna yang terbiaskan tidak selengkap pada pelangi di sore hari yang terjadi dengan sudut tertentu. Sedangkan pada lingkaran yang terlihat di Yogyakarta, Selasa (4/1/2010), warna-warna yang terlihat dari lapisan terdalam ke lapisan terluar berturut-turut adalah merah, jingga, kuning, dan hijau.


Hmmmmmm, itu menurut ilmu pengetahuan menyebutkan seperti yang diatas tadi. Tapi banyak sekali mitos-mitos yang menghubung-hubungkan hal ini dengan hal-hal yang nggak tau kebenarannya. Misalnya, ada yg menyebutkan venomena ini pernah terjadi di SumUt ketika sebelum gempa besar terjadi disana beberapa waktu yang lalu, dan kemudian beberapa orang menganggap kejadian seperti ini merupakan sebuah tanda akan terjadinya gempa besar. Selain itu juga, masih banyak lagi pendapat atau komentar tentang hal ini. Nah, sekarang pertnyaannya adalah. Bagaimana pendapat kalian?

Ya, sekedar info sederhana tentang apa yang sudah terjadi di kota Jogja, semoga bisa sedikit menambah pengetahuan kita, dan yang paling penting kita harus mengakui apa yang telah terjadi ini merupakan bentuk kebesaran dan keagungan Allah SWT, dan kita harus mengakui juga kuasaNya dan keagunganNya tersebut.

Posting Komentar

Komentarnya dong?